Thursday 7 September 2017

Sekilas tentang Ahli Gizi

Sobat-sobat semua, kalian pasti tahu bagaimana rasanya menjadi mahasiswa semester akhir bagi yang sudah merasakan. Sama seperti aku yang kini tengah dilanda stress dan tekanan yang luar biasa. Semester 8 mata kuliahku hanya 10 SKS yaitu 6 SKS PKL dan 4 SKS skripsi.

Waktu berlalu begitu cepat sehingga aku berkedip besoknya tahu-tahu wisuda, tahu-tahu kerja (Aamiin), terus nikah *ehh belum ada calonnya, dan sebagainya.
Jangan kalian menyangka bahwa senior setingkat diriku ini enak, hanya mengurus skripsi dan PKL saja. Ya memang betul hanya 2 kegiatan itu tapi tolong, kalian juga nanti akan menarik perkataan kalian yang bilang bahwa ini enak, kenyataannya samasekali tidak. Aku lebih suka perkuliahan dikelas, lebih suka mendengarkan dosen berbicara, lebih suka berdiskusi ketika presentasi, lebih suka ujian dikelas dan belajar keras pun tak apa, aku rindu itu semua. Aku teoritis? Ya memang. Aku lebih suka teori daripada harus menghitung rumus, daripada harus berinteraksi langsung yang menguras tenaga. Tapi aku sadar aku tidak boleh begitu, dunia kerjaku akan berinteraksi dengan masyarakat baik itu pasien maupun orang lain, aku harus punya keterampilan berkomunikasi yang baik agar mereka tidak merasa bosan dan ragu ketika menerima nasihatku sebagai Ahli Gizi kelak. 

Maka dari itu aku suka bergaul, berteman dengan siapapun dan tidak menutup diri. Lain halnya dengan ke pasien. Aku bisa berbicara apapun bahkan tidak membahas samasekali tentang gizi tapi ke pasien tidak. Aku harus mengkaitkan ilmuku dengan penyakit yang dideritanya, yaa sebaik-baiknya manusia yaitu manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Aku merasa masih belum bisa berbagi ilmuku dengan baik, masih harus banyak belajar. Jadi aku tidak boleh putus asa sampai disini aku harus kejar cita-citaku, kejar masa depanku, demi orang tuaku, demi adik-adikku, demi masyarakat dan demi diriku sendiri.

Aku tidak akan muluk-muluk ingin menjadi "The Famous Nutritionist" tapi aku selalu bermimpi setelah lulus aku bisa segera dapat kerjaan, aku tidak memikirkan gaji besar tapi aku akan terus cari pegalaman. Itu yang aku impikan.

Menjadi Ahli Gizi itu tidak mudah, bertanggung jawab atas keadaan pasien, jika pasien itu kenapa-kenapa maka ahli gizi pasti ditanyain, dan kalau terbukti salah memberikan makanan bisa kena sanksi *tapi tetap harus ditelusuri juga dokter dan perawatnya. Jika ahli gizi terbukti mengerjakan pekerjaan diluar profesi contoh : membantu bidan membersihkan bayi baru lahir maka diianggap telah melanggar kode etik profesi. Jadi, ahli gizi harus bekerja sesuai bidangnya.

Yaaa memang harus berhati-hati bukan? Harus bisa tegas menolak jika disuruh untuk melakukan profesi yang bukan seharusnya. 

By :
Free Blog Templates