Wednesday 22 July 2020

Into The Water - Paula Hawkins


     Awal mulanya, kertas tebal itu menemaniku ketika  hendak pergi ke Cikarang. Yaa…. ke rumah calon kaka iparku, dengan tujuan silaturahmi. Setelah sekian lamanya tidak berjumpa. Sebelumnya, rencana ini sudah diagendakan saat pra lebaran Idul Fitri. Namun situasi kondisi baru memungkinkan kami untuk saling bertemu pada hari Minggu, 19 Juli 2020.
     Posisiku ada di Stasiun Kranji (Berangkat dari Bekasi). Kubuka segelnya dengan sangat hati-hati. Sembari menunggu kereta tujuanku : Jakarta Kota-Cikarang hingga sampai di stasiun Cikarang lalu dijemput oleh Mas Arif (calon suamiku). Sebelumnya, aku telah menyelesaikan sebuah buku dengan judul Mockingjay. Trilogi dari The Hunger Games Series, yang cukup membuatku terhibur berkat imajinasi dan fantasy yang tidak mungkin. Namun, ketidakmungkinan itulah yang membuat pembaca menjadi tertarik akan kelanjutannya hingga final.

Kali ini, aku akan me-review buku Best Seller dari penulis asal Inggris PAULA HAWKINS.

Deskripsi Buku
Judul            : Into the Water
Penulis         : Paula Hawkins
Penerjemah   : Inggrid Nimpoeno
Penyunting   : Yuli Pritania
Penerbit       : PT. Mizan Publika
Jumlah hal    : 476
Genre          : Mistery-Thriller
Cetakan pertama, September 2017


       Aku tertarik membeli buku ini setelah melihatnya terpampang jelas di toko buku online dari penerbitnya langsung (Mizan Jakarta). Selain mudah didapat, harganya juga  lebih murah dan sudah pasti original. Cukup merogoh kocek Rp. 50.000 plus ongkos kirim Rp. 11.000.
Singkat cerita, ada seorang penulis (Danielle/Nel Abott)  meninggal di Kolam Penenggelaman yang bernama Beckford. Mitosnya, tempat itu merupakan perantara untuk mengungkapkan keputusasaan, kesengsaraan yang entah bagaimana bisa korban-korban disana semuanya adalah perempuan. Meninggal. Iya. Mereka tewas secara mengenaskan, ada yang karena tenggelam, ataupun tubuh terluka karena menghantam tebing. Penyebab pastinya sedang diselidiki oleh detektif Sean dan Morgan. Mengapa Nel Abott melakukan hal itu? Frustasi? Atau ada kemungkinan dibunuh?

      Tak hanya itu. Seorang murid berprestasi bernama Katie Whittaker ditemukan tewas di kolam yang sama. Tidak ditemukan tanda-tanda keputusasaan karena dia dikenal sebagai murid yang ceria dan disukai semua orang.
Dibalik kerumitan itu, banyak sekali tokoh-tokoh pengecoh yang mungkin akan membuatmu menduga secara random. Who? Isn’t a murder? Or self-murder?
***
    Seperti legenda. Kolam itu mengandung banyak mitos yang membuat orang-orang ber-persepsi bahwa disana adalah tempatnya arwah. Namun, kenyataannya bisa dibilang lokasi itu jauh dari mana pun, sepi dan cocok untuk menyingkirkan perempuan-perempuan merepotkan *kata mitos yang beredar. Artinya terdapat masalah yang berkesinambungan antara kematian dua orang wanita itu dengan semua tokoh yang dijabarkan dengan baik dalam buku ini.
***
    Paula Hawkins. Aku sudah tidak heran dia sangat apik menyusun buku ini. Profesinya sebagai jurnalis membuatku kagum akan sikap kritis dan detail pada cerita ini secara menyeluruh.
     Penjabaran tokoh yang mendalam, alur maju-mundur namun jelas dan deskripsi utama The Water. Kolam penenggelaman yang mengalir bersama mitos urban legendnya.
Apresiasi sekali karena sudah menciptakan karakter yang begitu variatif, mulai dari Lena Abott (Putri dari Nel Abott) yang sembrono, tidak beretika, emosional. Jules Abott (Adik Nel Abott) yang terperangkap dalam rasa bersalahnya karena tidak menerima telpon pada detik-detik terakhir sebelum Nel tewas, dan masih banyak lagi.
***
     Kelebihan dari buku ini dari segi fisik menarik, berwarna dan terkesan misterius. Isi buku ini  membuatku kecanduan untuk segera menyelesaikannya. Bahasa yang menarik, beberapa istilah yang menambah wawasan. Alur maju-mundur namun sistematik.
     Sedangkan minusnya, ada tokoh yang dibiarkan hilang tanpa jejak, padahal dia adalah pemicu salah satu korban bisa sampai melakukan hal yang tak terduga hingga merugikan dirinya. Jadi ada ending yang menggantung, dan itu membuatku penasaran, kemana si keparat itu? Dan mau diapakan?
***
     For me, buku ini bagus sekali. Rate 9/10 dariku yaaa. Jujur, aku menyelesaikan buku ini hanya dalam waktu 4 hari. Minggu mulai, Rabu sudah selesai. Karena setelah mendalami ceritanya, sulit bagiku untuk berhenti atau membiarkan buku ini terdampar di bawah meja televisiku dan berdampingan dengan buku-buku lain yang sudah dibaca.
Semoga aku bisa tetap antusias membaca buku yang lain atau karya Paula Hawkins yang lainnya seperti The Girl On The Train. Cooming Soon. Bravo!!

Wednesday 8 July 2020

Keteguhan Sang Bintang



   Akidah… Memang tidak bisa ditukar dengan apapun, apalagi dibeli. Dengan sebesar-besarnya uang. Rentan hisab. Sungguh terlalu duniawi.
Memang pada kenyataan tak mungkin sebijak teory. Apalagi asumsi seorang manusia, walaupun mengarah 100 persen benar. Akidah. Bagaimana pun juga tetap harus tegak, tanpa terkecuali karena sudah ketetapan dari-Nya.
Tak jauh dari tulisanku yang berjudul “Hijab” diterbitkan pada tahun 2017. Dimana saat itu aku baru memasuki dunia blog, belajar menulis, dan masih berusaha untuk membaca lebih banyak lagi.

   Saat ini, aku akan me-review sebuah Novel yang sangat menginspirasi bahwa keteguhan dan iman adalah jalan menuju keberkahan-Nya. Dimana disana terdapat banyak ujian bertubi-tubi sekalipun.
Ini adalah review novel yang ke-empat. Pertama kali novel sejarah, kedua Islami, ketiga fiksi politik dan keempat islami lagi. Semoga aku bisa menjabarkan atau meringkas dengan baik secara garis besar terkait novel bermanfaat ini.
Novel yang berjudul Rambut Annisa karya Zaynur Ridwan ini, tidak kucantumkan dalam judul artikel karena jujur, hatiku lebih tergerak untuk memberi judul artikel ini “Keteguhan Sang Bintang”, sebab betapa teguhnya tokoh utama ini demi mempertahankan akidah serta perbaikan diri yang sudah dijalani.
 ***
   Gambar novel sama persis seperti diatas. Seorang wanita berkerudung. Latar belakang mirip seperti di Eropa. Dari situ sudah bisa menggambarkan ya. Membahas tentang Hijab dan segala lika-likunya di Negara tersebut. Ada juga yang di Indonesia tapi perjalanan panjangnya lebih tepatnya di Turki.
Annisa Saraswati. Nama karakter pada tokoh utama. Sang bintang shampoo terkenal dengan bayaran termahal di Indonesia. Memiliki hidup yang nyaris sempurna, harta berlimpah dan karir cemerlang. Hingga pada suatu hari dirinya terjebak pergaulan bebas dan pesta narkoba dengan foto telanjang dada yang sudah tersebar dikalangan masyarakat Indonesia. Membuat hatinya hancur, masa depan terancam dan rasa malu yang tidak berkesudahan.
   Pada usia 20 tahun, ayahnya memberikan video yang berisi tentang pesan sang ibu bahwa dulu dirinya pernah merasakan hal yang sama seperti Annisa. Menjadi seorang bintang terkenal. Namun naas, ibunya meninggal karena kanker. Diusia yang masih terbilang cukup muda. Dalam video tersebut, ibunya meminta Annisa untuk berhijrah dan memperbaiki diri sebelum terlambat.

   Semenjak saat itu, Annisa berencana pergi ke Turki dengan tujuan untuk menuntut ilmu, termasuk kursus bahasa Turki. Disanalah dia menemukan sejarah, dan pelajaran hidup yang sangat berharga. Sembari diarahkan oleh temannya bernama Nuray (Designer terkenal) dan Ameesha (Anak teman dekat ayahnya) yang beragama Buddha.
   Luar biasa sekali, dia mempunyai teman yang begitu peduli, serta siap sedia menuntun ke jalan yang benar. Meskipun banyak ujian yang sempat membuat Annisa goyah, akankah Annisa tetap lanjut ingin berhijrah?

***

   Zaynur Ridwan telah menulis buku ini dengan baik, meskipun alurnya maju mundur tetapi masih mudah dipahami oleh pembaca. Membangkitkan emosi jiwa, serta empati bagi yang serius membaca.
Novel ini terbit tahun 2013 dengan jumlah halaman 331. Harga sudah miring karena terbitan tahun lama, cukup Rp. 15.000 untuk sebuah karya yang patut diapresiasi ini.

***

   Sinopsis dari novel ini yaitu, perjuangan seorang model shampoo terkenal yang hampir hancur karirnya karena skandal pergaulan bebas, untuk menjadi wanita yang lebih baik. Meskipun masalah hidupnya memicu goyahnya keteguhan iman.
Ibu Annisa meminta Annisa untuk berhijrah karena dirinya belum sempat memperbaiki diri ketika ajalnya menjemput. Setelah menonton videonya, Annisa sering mimpi buruk, yakni dirinya tengah telanjang dan tidak pernah dikasih kesempatan untuk menutup auratnya.
   Ujian yang menimpa dirinya cukup membuatnya terguncang keuangan keluarganya terancam hancur, karena masih bimbang untuk menerima tawaran iklan shampoo termahal. Sebab dalam lubuk hatinya dia sudah ingin berhijab. Hingga suatu hari, manager lamanya (Sandy) merayu Annisa untuk kembali berkarir, namun dia menolak. Karena keinginan berhijrah lebih kuat daripada meneruskan karirnya itu.

***

   Setelah sekian minggu Annisa berada di Turki, dia menemukan banyak sekali pengalaman baru, budaya serta pelajaran berharga yang membuat dia semakin ingin memperbaiki diri. Karakter dalam novel ini rata-rata memiliki akhlakul kharimah. Sifat yang baik. Mencerminkan orang yang berilmu, serta memberikan banyak manfaat kepada sesama manusia.
Menurut saya, banyak sekali positifnya. Lebih banyak cerita tentang sejarah, ilmu, dan budaya yang ada di Turki/Eropa.

***

   Kelebihan novel ini, alurnya mudah dimengerti, banyak nilai moral positif dan kebaikan.
Kekurangannya. Gak ada tokoh antagonisnya hehe. Jadi kurang menantang gitu. Kecuali peran jahat tapi figuran dibagian saat kenalannya Annisa (teman baru) diperkosa oleh pemuda setelah itu skip gak panjang lagi ceritanya.

***

   Pendapat saya mengenai novel ini, Sangat Menginspirasi. Keteguhan hati Annisa. Tempaan yang dihadapi Annisa luar biasa dilalui dengan hati yang lapang hingga masalah berakhir. Nilai ratenya untuk novel ini 8/10 yaa.
Waktu menghabiskan novel ini kira-kira sebulan lamanya, karena aku masih sibuk kerja jadi kadang terlewat beberapa hari :D

   Senang rasanya bisa me-review novel, serasa ingat terus dengan tokoh dan alurnya. Serta gak lupa juga dengan pelajarannya dong. Harus banget itu hehee.
Sekian review dariku, mohon kritik dan saran dikolom komentar yaaa. Terima kasih.

By :
Free Blog Templates