Hi,
long time no see. Setelah satu bulan lamanya yang tentu saja merupakan waktu yang
sangat berharga untuk menulis narasi disitus ini.
Inginnya
sih bisa konsisten nulis sebulan sekali, tapi maklum, kesibukan bekerja di
Rumah Sakit cukup membuatku lelah. Hehe. Yups, terkait dengan kisah perempuan
yang bernama “Annisa”, tentunya tertulis rapi didalam buku karangan seorang
mualaf nan idealis asal Inggris yang bernama John Michaelson.
Langsung
aja, buku ini membahas tentang seorang gadis yang sedang tertekan akibat
perlakuan ayahnya terhadap ibunya.
Tertera
sampul berwarna biru laut dengan kapal kecil diatasnya. Kemudian dihiasi oleh
judul “ANNISA KAPAL YANG BERLABUH”
Jujur
agak kurang paham sama judulnya, apa yang dimaksud dengan kapal berlabuh?
Mungkin setelah aku mereview kisahnya, teman-teman ada yang bisa memberikan
tanggapan mengenai judulnya. Silakan masuk ya.
So,
tema buku ini mengenai Annisa, seorang gadis, anak ustadz kondang yang bersedih
hati karena penyakit kanker yang diderita ibunya. Hanya itu? Tentu saja tidak.
Ayahnya
(Gozali). Ustadz kondang yang wajahnya kian tersorot di berbagai media,
melakukan suatu hal yang sangat bertentangan dengan ceramahnya. Poligami.
Dimana hal tersebut hanya bisa adil dilakukan oleh Rasulullah SAW. Selain
beliau, sungguh tidak akan ada yang mampu untuk adil.
***
Faktanya,
Gozali sering memberikan ceramah mengenai kebaikan dan tentunya sangat
berbanding terbalik dengan perilakunya yang menikahi seorang wanita bernama
Linda diatas penderitaan yang dialami istrinya (Ria). Gimana tanggapanmu
teman-teman? Apakah pantas seorang ustadz seperti itu? Semoga kejadian tersebut
tidak ada disekitar keluarga kita. Aamiin. Lanjut….
***
Mental
Annisa tertekan, sehingga dia tidak ingin berbicara kepada orang tuanya. Bahkan
ibunya… selalu berusaha membela ayahnya, karena awalnya ialah yang mengizinkan
laki-laki itu untuk melakukan hal yang sering disalahartikan sebagai sunnah
Rasul itu.
Sampai
pada waktunya, Annisa terbius oleh perasaan terhadap seorang dosen kampusnya
yang berasal dari Inggris (Peter). Dia seorang atheis. Tidak mempercayai adanya
Tuhan. Perasaan Annisa tentunya terbalaskan oleh Peter.
Karena pada awalnya Peter-lah
yang berusaha terus mendekati Annisa dengan embel-embel bimbingan skripsi
sebagai alasan klasiknya.
Wow,
bayangkan saja. Seberapa besar gejolak hati yang dialami Annisa? Menyukai
seseorang yang tidak mempunyai keimanan.
Penulis
buku ini (John Michaelson) adalah seperti yang sudah kujelaskan di bagian awal
yaitu seorang Mualaf dari Inggris, penyayang keluarga dan menyukai travelling.
Novel ini terbit tahun 2015,
tebal 235 halaman, harganya 20.000 (cuci gudang) karena terbitan lama :D
***
Sinopsis
novel ini menceritakan bagaimana Annisa melampiaskan seluruh kekecewaan
terhadap ayahnya dengan mencari kesenangan di luar bersama Peter. Hingga sang
ayah begitu sangat khawatir akan pergaulan putrinya yang sempat tertangkap
basah sudah melepas hijab ketika bersama Peter.
Peter
pun sangat menghargai Annisa, dia tau gadis itu masih suci dan berasal dari
keluarga seorang public figur yang mengerti agama walaupun
ayahnya sudah ketahuan munafik dimata banyak orang.
Sehingga
banyak sekali drama yang dilakukan oleh Annisa terhadap ayahnya, ibunya, dan
Peter pastinya. Akankah Annisa bisa menjaga kehormatannya? Meskipun sebenarnya
dia sudah beberapa kali mendekati zina?
Mungkinkah ayahnya
menyesal karena sudah gagal dalam memberikan contoh yang baik bagi keluarganya?
***
Karakter sang ibu yang terlampau sabar dengan sikap suaminya,
Gozali yang tentu saja tidak konsisten dengan segala ceramahnya, munafik,
egois. Menginginkan anaknya baik tetapi dia tidak lekas bercermin. Adapun Annisa
yang rapuh, keras kepala, mudah terbawa suasana. Karena dirinya merasa tidak
betah dengan berita dari televisi, mengenai kemunafikan ayahnya.
Rasa malu telah memuncak.
***
Konflik batin yang dialami Gozali
yaitu Linda, dia merasa istri mudanya tidak pernah sebaik istri pertama.
***
Hal yang juga dirasakan Peter, merasa tidak tega kepada Annisa. Namun
jauh di dalam lubuk hatinya, dia juga sangat menginginkan Annisa.
Terlebih Annisa, sudah merasa
bodo amat dengan kehancuran dirinya yang rela membuka aurat saat berpergian,
tinggal satu apartemen dengan Peter dan nampaknya tidak terlalu peduli dengan
risiko yang akan ditanggungnya.
***
Kelebihan novel ini, alur ceritanya mudah dimengerti. Mulai dari menceritakan
penyakit sang ibu hingga konflik lanjutan. Serta terdapat pelajaran moral yang
begitu bermakna.
Kekurangannya,
ada beberapa bahasa latin yang sulit dimengerti dan tidak memakai footnote.
Cara penulis untuk membangkitkan emosi juga kurang menyentuh hati bagi pembaca.
Kurang mak-jleb gitu dihati hehehe.
***
Nah
pendapat pribadi aku mengenai novel ini. Recommended. Bukunya bagus, banyak
pelajaran didalamnya. Penulis sudah menjabarkan dengan bahasa yang baik, mudah
dipahami meskipun kurang menyentuh hati.
Pelajaran
yang dapat diambil dari novel ini, yaitu jangan pernah melihat orang hanya dari
satu sudut pandang saja. Apalagi hanya dari kulit luarnya.
Disamping
itu, penting untuk selalu mendekatkan diri kepada sang Pencipta, agar hidup
lebih terarah, tidak terjerumus kedalam lembah dosa dan nista.
Namun
bukan berarti seorang pendosa tidak bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Mereka hanya perlu dibimbing, bukan dikucilkan apalagi dijauhkan. Perlu ada
seseorang terdekat yang mengerti dengan akar permasalahan yang dialami orang
tersebut.
Karena
sejatinya semua orang mempunyai sisi baik. Lantas, jangan mudah menghakimi. Jika
kau melakukannya, maka dirimulah yang sesungguhnya tidak lebih baik daripada
orang tsb. Rating untuk buku ini adalah
7/10 dari aku ;)
Salam manis dari Adel. Sangat
diharapkan kritik yang membangun tertulis didalam kolom komentar ini. Terima
kasih :)