Friday 21 August 2020

Membuat Formula untuk Pasien? Sulit diawal, lancar diakhir ~


    Berbagai macam pasien dengan jenis penyakitnya sudah biasa kami hadapi disini, dari yang ringan, sedang hingga berat bahkan berbahaya yang sifatnya sangat sensitif.  Padahal title RS tempat kami bekerja adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak. Namun pasiennya tidak sekedar anak kecil dan ibu melahirkan saja tetapi juga para wanita  dan anak-anak yang membutuhkan perawatan khusus atas penyakit yang diderita.

Pemberian makan selalu kami lakukan dengan hati-hati terutama pasien yang ada alergi makanan.

Ada yang rendah serat, diabetes mellitus, hipertensi, hepatitis, dan masih banyak lagi.

Pengalaman perdana aku dalam meracik formula sungguh menyenangkan sekaligus mendebarkan. Perasaan takut salah, takut pasiennya gak mau minum dsb macem-macem deh pikiran.

***

Jadi ceritanya ……

Dokter spesialis anak memberikan intruksi kepadaku, bahwa pasien anak atas nama sebut saja Tio (Nama Samaran), umur 12 tahun, terdiagnosis sepsis di perut (infeksi berat) di saluran pencernaan, dan harus diberikan diet makanan cair. Artinya sama sekali tidak boleh makan makanan berbentuk padat, cemilan dsb. Nah apa itu makanan cair? Bukan air doang yaa, apalagi bubur dicairin :D Makanan cair yaitu makanan dengan konsistensi cair hingga kental, yang diberikan kepada pasien dengan gangguan mengunyah, infeksi berat saluran cerna, pasca bedah dan sebagainya. Intinya dalam kondisi khusus sih, itu juga harus intruksi dokter jadi Ahli Gizi tinggal bikin aja.

Posisiku pada saat itu baru menerima intruksi pagi hari, baru banget datang, belum visit/berkunjung ke ruangan pasien. Sebelumnya Tio intruksinya makan biasa karena baru masuk semalam, tapi tiba-tiba ganti intruksi, sekalian deh aku visit ke ruangannya. Kemudian wawancara pasien & keluarganya, menanyakan pola makan, keluhan, alergi susu atau tidak dan memberikan edukasi bahwa pasien harus menaati diet yang sudah diberikan yaitu menghabiskan formula yang sudah dibuat selama masih dalam intruksi dokter/belum ganti bentuk makanan.

Lalu ibunya bilang katanya gak ada alergi makanan ataupun susu. Waahh lega dong akuuu.. Berarti bisa nih dikasih makanan cair komersial/susu instan (proten, entramix dll) Tapi… eh belum selesai ternyata….

Pasiennya mencret brooo, otomatis  jadi mikir lagi, mau kasih susu … Nih anak kuat laktosa gak yaaa.. Takutnya malah tambah mencret..

                                                        ***

Akhirnya, aku konsul tuh ke temen (berhubung ahli gizi disini cuma aku aja sendiri jadinya harus aktif nanya ke senior luar yang berpengalaman). Temanku ahli gizi di RSUD Pekalongan, PNS pula, ya minta masukan untuk anak umur segitu kalo ada diare bisa gak dikasih susu komersial. Katanya bisa, merk entramix/pediasure.

Sayangnya, waktu penataan makan sebentar lagi, gak mungkin juga minta orang tuanya untuk beli susu itu takut gak keburu, plus ada rasa was-was juga karena belum pernah menangani pasien anak dengan makanan cair  apalagi ada diare. Lagi pula, di RSIA ini gak menyediakan susu komersial karena pasien dengan indikasi penyakit berat tuh jarang terjadi, paling sesekali aja. Kalau pasiennya dewasa sih aku minta keluarganya beli entrasol tapi anak umur 12 tahun belum cukup usia. Jadinyaaa ……

Aku mikir tuhh,, bolak balik… Yasudah daripada ragu-ragu ngasih susu komersial kuputuskan kasih FRS (Formula Rumah Sakit) atau Makanan Cair Konvensional jenis MC (Makanan Cair) tanpa susu. Udah ada takarannya (sumber : buku penuntun diet pada saat kuliah), jadi aku tinggal nimbang aja dengan frekuensi pemberian makan seperti biasa (3 x/hari) 2x snack. Formulanya? Kalau kalian tau bahannya apa aja dijamin males dan eneg makannya haha. Resepnya rahasia. Bocorannya, pokoknya isinya itu ada protein hewani, nabati, sari buah, dan karbohidrat, kecuali lemak ya.

Setelah ditimbang, diolah dan disaring tuh. Ehh jadi deh formulanyaaa, warna hijau alpukat agak tua dan harumnya?? Wangi. Kayak aroma kue. Yesss berhasil gak akan ketawan itu dalemannya apa aja. Mudah-mudahan aja habis diminum pasiennya. Plus snacknya kita kasih jus pisang, karena buah itu bagus banget buat diare.

***

Alhamdulillah, daya terimanya bagus. Formula dan jusnya habis tanpa sisa by pasiennya yaa bukan keluarganya #catet. Senang rasanya, orang tuanya juga telaten sih medampingi pasiennya. Jadi, ada kesan tersendiri dalam hatiku dan teman-teman. Awalnya emang ribet banget bikin formula, segalanya harus pas, pengolahannya harus benar, karena kalo salah takut jadi jelek/rasanya ketara banget, paling buruk lagi pasiennya muntah/gak ngabisin formula karena rasanya yang aneh. Tapi kedepannya gampang, tinggal blender bahannya terus disaring cepet deh. *karena udah tau takarannya tinggal eksekusi.

 

Seharian dikasih formula, besoknya dapet info dari dokternya, pergantian diet dari cair ke lunak, waaaah senangnya bukan main.

Berarti si Tio udah membaik nih, makanya dokter berani kasih intruksi makan lunak (bubur), ya kita kasih tuh bubur seharian.

Besoknya, ganti diet lagi jadi makan biasa (nasi). Secepat itukah perbaikan kondisi Tio :D Alhamdulillah. Semoga pasiennya selalu diberikan kesehatan dan ilmu baru selalu bertambah untuk aku dan teman-teman serta bermanfaat untuk sesama. ~~

By :
Free Blog Templates