Saturday 7 December 2019

Jauh ~


Sulit dibayangkan pada awalnya. Biasa hidup serba berkecukupan, tanpa kekurangan, tanpa ketidaknyamanan, tiba-tiba harus mengadu nasib di suatu tempat yang terbilang jauh lebih tidak nyaman dari sebelumnya tempat dimana berasal.
          Hei, by the way gimana kabar kalian? Baik – baik sajakah? Sudah 2 bulan aku tidak menulis disitus favoritku. Perjalanan literasi Adelina. Kesibukan bersama pasien, dokumen, dan instalasi gizi membuatku tidak banyak memiliki ruang gerak untuk menuangkan isi pikiran yang sebetulnya sudah lama sekali ingin kusampaikan disini.
Laptop dan buku diaryku juga tidak bersamaku sekarang. Mereka kutinggalkan ditempat yang aman dan anti hilang (insyaallah) yaitu di rumah.
Semua risiko sudah dipikir matang-matang. Bagaimana orang tuaku yang tadinya seperti kurang ikhlas melepasku untuk yang kedua kalinya. Namun aku berhasil meyakinkan mereka, bahwa aku bisa. Dengan tekad yang kuat
***
Awal tahun 2013. Aku harus menuntut ilmu di kota metropolitan yang dunianya berbeda sekali dengan kehidupanku sebelumnya.
Keadaan yang memaksa mau tidak mau harus bisa beradaptasi disana.
Untuk saat ini, mereka harus melepasku lagi. Bedanya pelepasan pertama dan kedua adalah: Apabila pelepasan yang pertama orang tuaku yang memang sengaja mengharuskanku untuk kuliah di luar. Maka sekarang, atas dasar kemauanku sendiri 100%, ingin bekerja di luar.
Jauh…. Ya benar jauh juga dari mereka.
***
Singkat cerita pada awal tahun 2018 aku pernah bekerja sebagai surveyor penelitian kesehatan, kemudian lanjut bekerja di perusahaan perkreditan mobil dan alat berat, then di rumah sakit umum swasta letaknya di kab. Bekasi, terakhir saat ini di rumah sakit ibu dan anak kota Bekasi.
Bukan tanpa alasan aku sudah beberapa kali kerja di tempat berbeda. Melainkan ada sebab yang memang harus diterima serta menuntutku untuk pindah ke tempat lain. Hanya orang-orang terdekat saja yang tahu.
Kuucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang sudah mendukungku untuk bisa berkembang menjadi lebih baik lagi, baik secara psikis maupun keilmuan.
                                         
***
Beberapa orang bilang “kenapa pindah jauh del? Kenapa ga di karawang aja? Emang gak boros nanti gajinya buat kost dll”.
Segala risiko, sudah dipertimbangkan, artinya aku siap dengan segala konsekuensi yang ada. Harus hidup jauh dari enak, makan seadanya, jarang main atau nongkrong, jarang jajan. Ditekan semua. Insyaallah kuterima dengan hati yang lapang. Tujuanku saat muda ini bukan untuk berfoya-foya atau enak-enakan, melainkan untuk membentuk pribadi yang jauh lebih baik lagi. Bekal untuk kehidupan selanjutnya, menikah, berumah tangga punya anak dan seterusnya.
***
Permasalahan hidup semakin lama kian rumit. Dibutuhkan kesiapan mental yang baik untuk menghadapinya. Maka dari itu, dibentuklah mulai sekarang. Dengan eksplore di tempat baru, menjadikanku banyak tahu sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terjadi/kurasakan.
Masalah semakin hari ada saja.  Dari manapun. Itu yang membuatku bisa belajar sabar, ikhlas menerima, memahami orang lain dan lain-lain.
***
Meskipun harus jauh lagi dari orang tuaku. Aku siap.
Untukmu yang bekerja merantau jauh dari orang tua, semangat. Anda hebat. Bisa melawan ego, bisa tahan rindu. Demi kebaikan dan masa depanmu sendiri.
Lihatlah mereka, orang tuamu dan semua keluargamu pasti bangga, jika dirimu sudah sukses merantau disana.
***
Terlena dengan zona nyaman tidak akan membuatmu berubah. Dia hanya akan menjerumuskanmu lebih dalam lagi.
Jangan tunggu sampai terjadi, jika anda merasa diri anda monoton, segera pikirkan untuk melakukan sesuatu yang baru. Buat hidupmu menjadi sebuah tantangan, tidak hanya begitu-begitu saja.
Sekian dariku. Semoga sukses selalu J

By :
Free Blog Templates