Sulit dibayangkan pada awalnya. Biasa
hidup serba berkecukupan, tanpa kekurangan, tanpa ketidaknyamanan, tiba-tiba
harus mengadu nasib di suatu tempat yang terbilang jauh lebih tidak nyaman dari
sebelumnya tempat dimana berasal.
Hei,
by the way gimana kabar kalian? Baik – baik sajakah? Sudah 2 bulan aku tidak
menulis disitus favoritku. Perjalanan literasi Adelina. Kesibukan bersama
pasien, dokumen, dan instalasi gizi membuatku tidak banyak memiliki ruang gerak
untuk menuangkan isi pikiran yang sebetulnya sudah lama sekali ingin
kusampaikan disini.
Laptop dan buku diaryku juga tidak
bersamaku sekarang. Mereka kutinggalkan ditempat yang aman dan anti hilang
(insyaallah) yaitu di rumah.
Semua risiko sudah dipikir
matang-matang. Bagaimana orang tuaku yang tadinya seperti kurang ikhlas
melepasku untuk yang kedua kalinya. Namun aku berhasil meyakinkan mereka, bahwa
aku bisa. Dengan tekad yang kuat
***
Awal tahun 2013. Aku harus menuntut
ilmu di kota metropolitan yang dunianya berbeda sekali dengan kehidupanku
sebelumnya.
Keadaan yang memaksa mau tidak mau
harus bisa beradaptasi disana.
Untuk saat ini, mereka harus
melepasku lagi. Bedanya pelepasan pertama dan kedua adalah: Apabila pelepasan yang
pertama orang tuaku yang memang sengaja mengharuskanku untuk kuliah di luar.
Maka sekarang, atas dasar kemauanku sendiri 100%, ingin bekerja di luar.
Jauh…. Ya benar jauh juga dari
mereka.
***
Singkat cerita pada awal tahun 2018
aku pernah bekerja sebagai surveyor penelitian kesehatan, kemudian lanjut
bekerja di perusahaan perkreditan mobil dan alat berat, then di rumah sakit
umum swasta letaknya di kab. Bekasi, terakhir saat ini di rumah sakit ibu dan
anak kota Bekasi.
Bukan tanpa alasan aku sudah beberapa
kali kerja di tempat berbeda. Melainkan ada sebab yang memang harus diterima
serta menuntutku untuk pindah ke tempat lain. Hanya orang-orang terdekat saja yang
tahu.
Kuucapkan terima kasih kepada orang
tua dan teman-teman yang sudah mendukungku untuk bisa berkembang menjadi lebih
baik lagi, baik secara psikis maupun keilmuan.
***
Beberapa orang bilang “kenapa pindah
jauh del? Kenapa ga di karawang aja? Emang gak boros nanti gajinya buat kost
dll”.
Segala risiko, sudah dipertimbangkan,
artinya aku siap dengan segala konsekuensi yang ada. Harus hidup jauh dari
enak, makan seadanya, jarang main atau nongkrong, jarang jajan. Ditekan semua.
Insyaallah kuterima dengan hati yang lapang. Tujuanku saat muda ini bukan untuk
berfoya-foya atau enak-enakan, melainkan untuk membentuk pribadi yang jauh
lebih baik lagi. Bekal untuk kehidupan selanjutnya, menikah, berumah tangga
punya anak dan seterusnya.
***
Permasalahan hidup semakin lama kian
rumit. Dibutuhkan kesiapan mental yang baik untuk menghadapinya. Maka dari itu,
dibentuklah mulai sekarang. Dengan eksplore di tempat baru, menjadikanku banyak
tahu sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terjadi/kurasakan.
Masalah semakin hari ada saja. Dari manapun. Itu yang membuatku bisa belajar
sabar, ikhlas menerima, memahami orang lain dan lain-lain.
***
Meskipun harus jauh lagi dari orang
tuaku. Aku siap.
Untukmu yang bekerja merantau jauh
dari orang tua, semangat. Anda hebat. Bisa melawan ego, bisa tahan rindu. Demi
kebaikan dan masa depanmu sendiri.
Lihatlah mereka, orang tuamu dan
semua keluargamu pasti bangga, jika dirimu sudah sukses merantau disana.
***
Terlena dengan zona nyaman tidak akan
membuatmu berubah. Dia hanya akan menjerumuskanmu lebih dalam lagi.
Jangan tunggu sampai terjadi, jika
anda merasa diri anda monoton, segera pikirkan untuk melakukan sesuatu yang
baru. Buat hidupmu menjadi sebuah tantangan, tidak hanya begitu-begitu saja.
Sekian dariku. Semoga sukses selalu J