Rongga
yang merupakan suatu tempat “sesuatu” untuk keluar masuk. Tanpa pintu. Tanpa
sanggahan.
Namun
dibagian depannya ada “Rem”. Untuk menentukan mana yang bisa masuk?
Bisakah
kau menebak? Apa yang sedang kubicarakan? Melalui layar yang tadinya putih bersih ini kemudian
sekarang tidak lagi.
Oh
maaf kalau terlalu berlebihan, tapi sungguh menulis bukanlah hal yang mudah.
Coba saja kau rangkai satu kalimat, yang menunjukkan suatu gagasan, atau apapun
yang ingin kau sampaikan. Menulislah. Mulai sekarang, mulai hari ini.
***
Hai
bagaimana kabarmu? Sungguh baikkah?
Semoga
kau, kau dan kau-kau yang lain baik-baik saja ya.
Aku
lupa? Sungguh tidak akan pernah. Tidak perlu seisi dunia tahu bahwa, dulu kau
pernah jadi bagian dalam rongga ini.
Rongga
yang dulu sempat terisi.
***
Ragu,
tidak yakin, mencoba berkali-kali untuk membuka rongga ini, satu, dua, tiga orang yang
mencoba mengisi. Namun tiada satupun diantaranya yang berhasil benar-benar
menetap.
Sebelumnya,
satu orang berhasil menetap. Kala itu tahun 2017. Bersemi dihati namun
sebenarnya kosong.
Siapa
yang kosong? Dia.
Dan
siapa yang bodoh? Saya. Tepat sekali
Bagai
bunga yang layu dan mati karena tidak dijaga oleh pemiliknya.
Kau
tahu bucin? Iya itu aku. Dulu. Aku geli, ingin memaki diriku sendiri. Wanita
yang senang dengan type lelaki pendiam, tapi tidak jago menerawang respon
laki-laki itu sendiri.
Terima
kasih. Kalau aku tidak bodoh, aku tidak akan pernah belajar. Kalau gak
pernah dapat nilai jelek, aku tidak akan pernah ada keinginan untuk
memperbaiki.
***
Setelahnya,
seseorang mencoba masuk lagi, kali ini. Mempunyai kesamaan hobby, tapi jujur, tidak
ada sedikit pun perasaan yang berbeda.
Murni, hanya ingin berteman saja, tidak lebih.
Walaupun
kasihan. Tapi… lebih kasihan lagi kalau dia tidak tahu bahwa aku sama sekali
tidak mencintainya.
Jujurlah.
Walau menyakitkan.
Terakhir….
Seseorang yang baik sekali hatinya, namun sangat kusayangkan. Lagi-lagi aku
tidak bisa membalas perasaannya. Beberapa kali, ku mencoba membuka hati
untuknya, namun nihil, tiada chemistry sama sekali.
Aku membuatnya mundur. Maaf. Tapi ini harus. Kejarlah dia. Dia yang
tulus menerima dirimu. Tapi bukan aku. I’m sorry.
Sungguh
sulit sekali rongga ini terisi lagi dan ada yang menetap disini. Di relung hati
seorang wanita yang keras kepala, dan banyak keinginan serta cita-citanya.
17 April 2019.
AM.
Begitulah inisial namanya. Apakah kau
pikir aku menyukainya? Santai dulu saja.
Awalnya tidak. Tidak sama sekali. Hanya berteman biasa. Via chat.
Good
man, asik, sedikit pendiam.
Tidak
banyak hal yang bisa aku deskripsikan tentang dia saking sulitnya untuk diungkapkan. Apakah dia pria selanjutnya
yang mengisi rongga ini?
Tidak
kepikiran sama sekali, aku hanya mengganggapnya “teman”, tanpa berharap
sedikitpun untuk menjadi “lebih”.
Karena
rongga ini sudah terbiasa beradaptasi dengan lawan jenis sampai ku bosan
sendiri. Bahkan kalau keluar masuk lagi, it’s ok. Mungkin dia bukan yang
terbaik.
Sudah
terbiasa sendiri lebih baik.
Tapi……
tidak disangka-sangka si mas AM ini, berani sekali mengungkapkan kata-kata yang
tidak biasa.
Yang
tidak pernah diucapkan oleh laki-laki sebelumnya.
Pertemuan
ke-3 : “De, aku mau serius sama kamu”. Aku masih biasa saja, dan menanyakan apa
maksudnya. Dia menjelaskan, ingin mempunyai hubungan khusus, lebih dari sekedar
teman dan serius untuk merencanakan masa depan bersamaku.
Wow,
dalam hati “gerak cepat sekali ini mas AM” Aku sampai bingung, padahal aku
belum mencintainya, perasaanku masih dalam level tertarik saja.
Jawabanku
IYA. Dan kami pun sepakat untuk menjalin hubungan lebih dalam, mengenal
karakter satu sama lain.
Kemudian,
selepas lebaran 2019, aku diajak bertemu keluarganya dimana saat itu aku adalah
wanita pertama yang berkunjung ke rumah keluarganya.
Tidak
lama kemudian, tanggal 02 Februari 2020, mas AM melamarku, sebelumnya dia sudah
bilang ke orang tuaku bahwa ingin melaksanakan niat baiknya yang tidak
disangka-sangka dalam waktu dekat itu.
Terharu??
Iya. Jujur. Perkenalan yang terbilang singkat, yang sama sekali tidak
terpikirkan bahwa dia orang yang pertama kali bilang serius didasarkan dengan
tindakan yang nyata.
Orang
yang selama ini aku harapkan disetiap doaku kepada-Nya tanpa kutahu sebelumnya.
Ternyata
dia. Orang yang sama sekali belum pernah kukenal sebelumnya. Orang yang kucari
selama ini.
Rencana
beberapa bulan lagi kami akan menikah. Insyaallah.
Semoga
dilancarkan sampai hari H.
Kini
rongga itu sudah terisi, insyaallah jika Allah berkehendak dia akan menetap
selamanya disini. ~~