Saturday 9 March 2019

Jadi Mentor


*Morning briefing
“Ari sini, ikut briefing”. Kata salah seorang seniorku.
Kami membuka briefing dengan berdoa terlebih dahulu. Kemudian kami, karyawan dept. service berkenalan dengan Ari. Pengganti posisiku di perusahaan finance itu.
“Nanti Ari haruus banyak tanya sama Adel ya. Manfaatkan waktu kamu, sepuasnya. Adel tolong keluarin dan tuangkan semua ilmu kamu selama kerja disini".
Siap bu!! Sambil mengangguk dan tersenyum penuh semangat.
***
Aku mulai menjelaskan kepada Ari mengenai jobdesk yang bisa terbilang lumayan banyak dan bercabang, serta banyak tahapnya.
Dia mendengarkan dengan saksama. Meskipun masih terlihat bingung.. Wajar saja. Namanya juga masih baru.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk akrab dengan Ari. Ternyata dia adalah adik kelasku waktu SMA dan satu ekstrakurikuler. Paskibra.
Dunia sempit sekali.

***
Ari anak yang baik, mudah diarahkan serta tidak neko-neko. Sehingga aku bisa enjoy menuangkan ilmuku kepadanya. Meskipun belum semua tertuang, karena waktu yang kurang.
Kesempatan untuk mengajarkan ilmu itu hanya berlangsung selama 4 hari. Dari tanggal 1-5 Maret.
Sungguh tidak ada rasa kesal sedikit pun dalam mengajarkan junior yang baru saja terjun di dunia pekerjaan.
Dia terus bertanya? Tidak masalah. Namanya juga proses tahap pembelajaran. Lagipula aku sadar, waktu 4 hari saja belum cukup baginya untuk memahami seluruh pekerjaan itu.
Diriku beradaptasi dengan jobdesk memakan waktu sekitar 3 bulan. Dan Alhamdulillah aku diberikan kesempatan untuk berbagi ilmu walaupun hanya sebentar.

***
Dihari pertama aku sudah mengajarkan Ari stock opname bpkb yang jumlahnya mencapai 8643 BPKB.
Menguras tenaga. Bahkan kami berdua pulang malam.  Pertama aku memberikan contoh stock opname kepadanya. Kemudian dia melanjutkannya. Kami bergantian mengerjakan jika waktu shalat tiba.
Esok harinya kami melanjutkan laporan stock opname yang harus dikirim via email ke perusahaan finance pusat.
Alhamdulillah, sejauh ini kerjaan gak ada masalah. Ari sedikit-sedikit mulai paham.
Selanjutnya aku mengajarkan Ari untuk membuat laporan BPKB perbulan. Perlahan-lahan. Selesai sudah.

***
Hari berikutnya aku mengajak Ari untuk mengambil beberapa BPKB yang ada di salah satu dealer sekaligus memperkenalkan dia dengan rekan kerjaku disana Pak Fatur.
“Pak, ini Ari pengganti saya, untuk seterusnya pengambilan BPKB sama Ari ya Pak”
“Ohh, iyaa bu. Sukses yaa Bu Adel di tempat baru”
“Mohon bantuannya ya pak Fatur” Ari melanjutkan.
Kami pun keluar dari ruang admin dealer tersebut. Kemudian langsung melanjutkan perjalanan ke Biro Jasa untuk memberikan berkas STNK.
“Bu saya mau kasih berkas, ooh iya ini pengganti saya Bu. Ari.”
“oohh, ibu mau kemana emangnya?”
“Saya resign bu, tanggal 5 Maret terakhir kerja”
Aku juga pamit kepada Pak Fandi, yaitu orang yang biasa berhubungan denganku mengenai proses dan permasalahan STNK.
Setelah itu aku balik lagi ke kantor, kemudian mengajarkan Ari cara input BPKB yang baru diaambil dari dealer.

***
Hari demi hari kujalani dengan perasaan syukur Alhamdulillah. Masih bisa bermanfaat untuk orang lain.
Aku juga sudah berpamitan dengan semua rekan di berbagai dealer. Relasi kerjaku. Mereka amat baik sekali. Sampai aku agak sedih harus meninggalkan orang-orang yang sudah biasa bertemu denganku.
Pak Fatur (Toyota), Bu Marya (Isuzu), Mbak Anti (Honda Kumala), Pak Adi (Astrido), Mbak Puput (Daihatsu).
Terima kasih semuanyaaa.

***
Akhirnya tiba hari dimana aku segera berpisah dengan Ari.
“Makasih ka adel udah mau bantuin Ari. Sukses jadi Ahli Gizi di Rumah Sakit ya, jangan jadi pasien” dia terkekeh.
“Kalau kamu ada apa-apa atau masih kesulitan, bilang ya, Insyaallah aku bales, kalau lagi kosong”
***
Aku type orang yang sangat senang bila bisa bermanfaat untuk orang lain.  Senang bisa membantu. Jika dia belum bisa maka terus latih, sabar memberi tahu yang benar itu seperti ini dll.
Dan aku bukan seorang pemarah. Jika memang orang lain emosi kepadaku, aku membalasnya dengan santai tidak pake emosi.
Api jangan dilawan dengan api. Dan satu lagi aku sangat tidak suka marah-marah. Karena hanya akan membuang energy serta tidak bermanfaat.
Orang salah, ya beri tahu saja. Jika ngeyel, kasih konsekuensinya.
Menahan amarah baik untuk diri kira. Coba aja kalau gak percaya.
Marahnya orang yang tidak pernah marah bukan dengan kata-kata. Tapi diam. Sekian.

Picture source : www.google.com

Thursday 7 March 2019

Selamat Tinggal

        Mungkin ini yang dinamakan memutuskan sesuatu itu tidak mudah. Berpisah dengan hal-hal yang sudah menjadi keseharianku.
Begitu juga dengan lingkungan yang tentunya aku sudah khatam sekali dengan atmosfernya.
        Maaf, aku tidak mau spam di media sosial manapun, status-status yang begitu panjang/menuliskan secara langsung di wall.
Sedari dulu, aku hanya menulis disini.
Disitus andalanku. Perjalanan literasi Adelina.
***
Pagi itu, aku mengetuk pintu ruang manager dengan senyum yang kemudian diselingi nada suara yang berat.
“Permisi Pak, bisa bicara sebentar? Mohon maaf sifatnya agak pribadi”
Beliau mempersilakanku untuk masuk, kemudian kututup pintu sehingga aku bisa leluasa berbicara dengannya.
Setelah pembicaraanku dengannya selesai. Aku kembali bekerja seperti biasa.
5 hari kemudian. Bos supervisor memanggilku untuk berbicara secara 4 mata.
Baik. Kala itu, pukul 17.30. Beliau menanyakan soal pembicaraanku dengan manager.
Kujelaskan baik-baik mengenai pembicaraan itu, yaitu tentang niat yang murni tulus dari dalam hati tanpa paksaan dari siapapun.
Dia marah. Karena aku dianggap sudah melangkahinya yaitu langsung bicara dengan manager tanpa bilang dulu sebelumnya kepadanya. Tentang niat baikku. Resign dari perusahaan leasing/pembiayaan mobil terbesar di Indonesia.


Sadar dan merasa bersalah. Akhirnya, aku meminta maaf. Karena seharusnya aku bilang dulu ke SPV baru setelah itu ke manager. Dia merasa dilangkahi, dan tersinggung.
Kedepannya, aku tidak akan bertindak seperti itu lagi di instansi yang selanjutnya. Dimana pun tempat ku bekerja.
Banyak pembicaraan antara aku dengannya, yang cukup diri sendiri saja yang tahu.
Tidak mungkin aku bicarakan disini. Karena tutuplah aib saudaramu, maka Allah akan menutupi aibmu.
Itulah mengapa aku jarang berbicara ketika tidak perlu. Bukannya sombong atau karena pilih-pilih orang untuk diajak ngobrol.
Terlebih aku sadar. Banyak sekali dosa didalam diri ini. Rasanya membicarakan kejelekan orang, mencari-cari kesalahan orang lain atau bergosip hanya akan merugikan diriku sendiri.
Masih banyak hal positif lain yang harus dikerjakan.
***
Akhirnya permohonan resign dikabulkan. Dengan catatan one month notice.
Jadi, aku harus menunggu sampai sebulan baru bisa resmi resign.
Surat resign turun tanggal 7 Februari. Artinya aku resmi resign tanggal 7 maret. Terakhir bekerja di PT tersebut  tanggal 5 Maret. Karena tanggal 6 sudah disuruh masuk kerja di tempat lain.
Aku sangat menikmati sisa hari kerja itu. Lambat laun teman-teman kantor tahu soal pengunduran diriku.
***
Tugasku hanyalah bekerja seperti biasa, membantu perusahaan cabang yaitu memberikan sumbangsi/mencapai target. Salah satunya target BPKB. Posisi kerjaku.
Alhamdulillah. Seiring berjalannya waktu. Sudah berusaha, akhirnya hasil pun kutuai juga.
Bulan februari, dimasa sisa hari kerjaku, aku berhasil mencapai target. 100 sekian persen.
Yang tentunya akan menjadi kenangan terbaik untuk perusahaan.
Sebelumnya, aku tidak pernah masuk target, selalu meleset.
Tapi, dengan usaha, doa dan campur tangan Allah. Akhirnya berhasil.
Thanks to Allah always.
Terima kasih semuanya. Selamat tinggal perusahaan yang telah mendidikku menjadi pribadi yang lebih kuat, dan lebih baik lagi.
Selamat tinggal teman-teman semua: Kepala Cabang, manager dan semua supervisor, teman-teman yang lain juga
Semua hal yang terjadi di perusahaan itu adalah pelajaran hidup yang gak akan pernah kulupain seumur hidup.
Kini, aku telah resmi diterima sebagai Ahli Gizi di salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Bekasi.
Disanalah, tempatku bebas berekspresi. Mengembangkan ilmu dan karir. Semoga berkah semuanya.

Aamiin. ~~

Sumber gambar : gambaranimasi.org

By :
Free Blog Templates