Mungkin
ini yang dinamakan memutuskan sesuatu itu tidak mudah. Berpisah dengan hal-hal
yang sudah menjadi keseharianku.
Begitu juga dengan lingkungan yang
tentunya aku sudah khatam sekali dengan atmosfernya.
Maaf, aku tidak mau spam di media
sosial manapun, status-status yang begitu panjang/menuliskan secara langsung di
wall.
Sedari dulu, aku hanya menulis disini.
Disitus andalanku. Perjalanan literasi
Adelina.
***
Pagi itu, aku
mengetuk pintu ruang manager dengan senyum yang kemudian diselingi nada suara
yang berat.
“Permisi Pak, bisa bicara sebentar?
Mohon maaf sifatnya agak pribadi”
Beliau mempersilakanku
untuk masuk, kemudian kututup pintu sehingga aku bisa leluasa berbicara
dengannya.
Setelah pembicaraanku dengannya
selesai. Aku kembali bekerja seperti biasa.
5 hari kemudian. Bos supervisor
memanggilku untuk berbicara secara 4 mata.
Baik. Kala itu, pukul
17.30. Beliau menanyakan soal pembicaraanku dengan manager.
Kujelaskan baik-baik mengenai
pembicaraan itu, yaitu tentang niat yang murni tulus dari dalam hati tanpa
paksaan dari siapapun.
Dia marah. Karena aku dianggap
sudah melangkahinya yaitu langsung bicara dengan manager tanpa bilang dulu sebelumnya
kepadanya. Tentang niat baikku. Resign dari perusahaan leasing/pembiayaan mobil
terbesar di Indonesia.
Sadar dan merasa
bersalah. Akhirnya, aku meminta maaf. Karena seharusnya aku bilang dulu ke SPV
baru setelah itu ke manager. Dia merasa dilangkahi, dan tersinggung.
Kedepannya, aku tidak akan bertindak
seperti itu lagi di instansi yang selanjutnya. Dimana pun tempat ku bekerja.
Banyak pembicaraan
antara aku dengannya, yang cukup diri sendiri saja yang tahu.
Tidak mungkin aku bicarakan disini.
Karena tutuplah aib saudaramu, maka Allah akan menutupi aibmu.
Itulah mengapa aku jarang berbicara
ketika tidak perlu. Bukannya sombong atau karena pilih-pilih orang untuk diajak
ngobrol.
Terlebih aku sadar. Banyak
sekali dosa didalam diri ini. Rasanya membicarakan kejelekan orang, mencari-cari
kesalahan orang lain atau bergosip hanya akan merugikan diriku sendiri.
Masih banyak hal positif lain yang
harus dikerjakan.
***
Akhirnya permohonan resign dikabulkan.
Dengan catatan one month notice.
Jadi, aku harus menunggu sampai
sebulan baru bisa resmi resign.
Surat resign turun tanggal 7 Februari.
Artinya aku resmi resign tanggal 7 maret. Terakhir bekerja di PT tersebut tanggal 5 Maret. Karena tanggal 6 sudah
disuruh masuk kerja di tempat lain.
Aku sangat menikmati sisa hari kerja
itu. Lambat laun teman-teman kantor tahu soal pengunduran diriku.
***
Tugasku hanyalah
bekerja seperti biasa, membantu perusahaan cabang yaitu memberikan sumbangsi/mencapai
target. Salah satunya target BPKB. Posisi kerjaku.
Alhamdulillah. Seiring
berjalannya waktu. Sudah berusaha, akhirnya hasil pun kutuai juga.
Bulan februari, dimasa sisa hari
kerjaku, aku berhasil mencapai target. 100 sekian persen.
Yang tentunya akan menjadi kenangan
terbaik untuk perusahaan.
Sebelumnya, aku tidak pernah masuk
target, selalu meleset.
Tapi, dengan usaha, doa dan campur
tangan Allah. Akhirnya berhasil.
Thanks to Allah always.
Terima kasih semuanya. Selamat tinggal
perusahaan yang telah mendidikku menjadi pribadi yang lebih kuat, dan lebih
baik lagi.
Selamat tinggal teman-teman semua: Kepala Cabang, manager dan semua supervisor, teman-teman yang lain juga
Selamat tinggal teman-teman semua: Kepala Cabang, manager dan semua supervisor, teman-teman yang lain juga
Semua hal yang
terjadi di perusahaan itu adalah pelajaran hidup yang gak akan pernah kulupain seumur hidup.
Kini, aku telah resmi diterima sebagai Ahli Gizi di
salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Bekasi.
Disanalah, tempatku
bebas berekspresi. Mengembangkan ilmu dan karir. Semoga berkah semuanya.
Aamiin. ~~
Sumber gambar : gambaranimasi.org
Sumber gambar : gambaranimasi.org
0 comments:
Post a Comment
Hey! Somebody comment!