Sunday 5 November 2017

Aku pernah Jatuh Part 1

Mungkin kalian berpikir tulisanku ini mengarah ke “curhat”, tapi yaa memang benar sih.. tidak apa lah aku hanya ingin berbagi pengalamanku saja,, dulu … dikala itu …
Aku hanya seorang wanita yang sama seperti wanita pada umumnya: sensitive, tidak suka ketika salah dibentak atau dicuekin.

Tidak sedikit laki – laki yang ingin mengenalku lebih jauh, sehingga aku sulit untuk membedakan mana lelaki yang benar – benar serius dan mana yang cuma iseng saja. Butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui semua itu. Maka dari itu aku memutuskan untuk tidak berpacaran, mengapa? Pikiranku pacaran itu identik dengan kontak fisik, sedangkan aku tidak mau melakukannya kecuali sama suami ku nanti, aku sayang tubuhku… rasanya aku tidak rela tangan/badan/kepala bersentuhan dengan lawan jenis yang statusnya belum sah jadi suamiku, kecuali dalam keadaan darurat lagi jatoh misalnya gak bisa bangun dibantuin, tapi untung aja tidak pernah hehe… Jika kalian menilaiku sok suci.. terserah ... tapi inilah aku,, 

Mungkin lain keadaannya jika ada seseorang yang benar - benar ingin serius menjalin hubungan denganku, lebih dari sekedar teman, dia mengerti bahwa aku orangnya tidak biasa kalau harus layaknya orang pacaran (seperti yang ku sebutkan sebelumnya) dan dia bersedia untuk tidak mementingkan egonya, hubungan lebih dari sekedar teman itu, kami jalani sebagai "penjajakan", jika sekian lama dekat dia yakin kepadaku dan ingin melanjutkan hubungan ke tahap selanjutnya, alhamdulillah, jika tidak lanjut pun misalkan dia merasa kurang cocok, atau tidak yakin, aku harus terima keputusannya tapi harus disertakan dengan alasan yang jelas, akupun dengan segenap hati mencintai dia sewajarnya hingga tiba saatnya nanti, ku sudah berdoa kepada Allah jika memang dia jodohku, maka persatukan kami diwaktu yang tepat. Aamiin

Kala itu, ketika aku merasa jatuh cinta dengan seseorang yang menurutku memiliki perasaan yang sama, aku samasekali tidak pernah menggenggam tangannya, memeluk tubuhnya, atau bersandar dibahunya apalagi menciumnya. Mencintai tidak melulu harus kontak fisik, toh kalau dia memang benar jodohku, nanti seluruh jiwa ragaku akan jadi hadiah untuknya. Bukan aku munafik, tapi aku hanya berusaha menjaga diriku saja, dan laki – laki yang benar mencintaiku pasti mengerti.

Aku tidak berpacaran, tapi aku pernah mencintai, dengan caraku sendiri.. mencintai seseorang yang juga mencintaiku…. Tetapi kami jalani hubungan itu sebagai teman saja… namun dalam keseharian kami saling perhatian dan saling support. Ketika ada waktu luang kami pergi jalan – jalan, atau hanya mengobrol santai dirumahku. Kami sangat menikmatinya…

Tadinya, aku samasekali tidak tertarik dengan dia sebut saja namanya U, tetapi dia rela mendekatiku terus – terusan saat aku masih kuliah semester awal tahun 2013.. dia lebih tua dari aku.
Akhirnya aku luluh juga dengan kepedulian dan perhatiannya, aku rasa dia benar – benar tulus sayang padaku, dan aku juga sayang padanya.

Manusia hanya bisa berencana, tapi tetap Allah yang menentukan. Pada saat itu awal April 2017 aku merasakan ada yang berbeda dari sikapnya.. dia jadi lebih emosional, bentak – bentak dan sampai membuatku menangis. Padahal sebelumnya dia orang yang sabar, penuh pengertian dan tidak suka membentak.

Aku sudah berkali kali meminta maaf padanya apabila aku terlalu sering marah – marah gak jelas, atau kata – kataku yang menyuruhnya “pergi saja”, aku tidak sungguhan mengatakan itu, aku hanya emosi saja, lebih parahnya lagi saat itu aku menangis di kereta dalam perjalanan ke Cirebon untuk survei kontrakan dengan rekan PKL ku… teman ku hanya bisa menatapku sambil membisu tidak berani menanyakan kenapa Adelina menangis? Dalam perjalanaan pulang dari Cirebon ke Karawang pun aku menangis lagi, pertikaian diantara kami belum juga berakhir. Aku tidak tahu mengapa.
Setelah sampai di karawang aku chatting dengan dia via bbm dan masih samaa dia jutek, dan masih bentak – bentak pokoknya bahasanya gak enak.. aku belum berhenti menangis juga… esok harinya aku mendapat kabar dia dirawat di Rumah Sakit aku menjenguknya dengan kedua temanku, dia minta maaf sudah membentakku, dia melakukan itu katanya cuma mau ngetes aku sabar atau tidak… ternyata aku beneran ngrasa bersalah mungkin udah terlalu sering marah2 karena stress mikirin kuliah atau apapun….

Sebelum aku berangkat ke Cirebon untuk PKL selama 45 hari, aku pamit dengannya H-1 malam ba’da isya dengan adikku yang perempuan…
Aku gak nyangka malam itu adalah malam pertemuan terakhir ku secara baik – baik dengan dia.

Waktu berjalan tak terasa sudah 7 hari aku tinggal di Cirebon, hubunganku dengan dia masih baik2 saja, tetapi tiba – tiba.. pagi2 dia bikin status di bbm: bahwa dia sudah ada yang menghibur, aku baru bangun tidur saat itu, jelas tidak mungkin aku yang menghibur dia, tapi aku tidak menghiraukan aku bukan tipe pencemburu buta… maka aku tidak curiga sedikitpun.


Nada dia di bbm berubah lagi, menjadi jutek lagi,, aku bingung salah apa lagi? Aku meminta maaf lagi kepadanya .. kemudian dia menelponku, aku menangis lagi… aaaah aku cengeng sekali .. mudah bersedih ,, aku sulit menahannya.. karena hati sudah pulih tahu2 sedih lagi ….

Note:
Kisah ini ditulis berdasarkan kisah nyata... Move ke sekuelnya yukk!! hehe "Aku Pernah jatuh Part 2

2 comments:

Unknown said...

mengagumkan...

My Literation Journey said...

kagum dengan kisahnya? hehe

Post a Comment

Hey! Somebody comment!

By :
Free Blog Templates