Friday 29 December 2017

Satu Rasa

    Jika pada waktu SMP, selesai ujian semester ada “pentas seni dan classmeeting”, maka kalau di SMA hanya ada clasmeeting sajaAcaranya terdiri dari beberapa lomba seperti tanding basket, futsal, dan volly. Aku tidak pernah mengikuti acara lomba trsebut, hanya menjadi tim hore saja yang berteriak tidak jelas bersama teman – temanku hehehe…..

  Aku belum mengenalnya, dia terus menerus memperhatikan dan sering melemparkan senyumnya kepadaku, akupun sempat penasaran dia itu siapa? Ternyata setelah sekian lama, aku tahu bahwa dia adalah anak kelas X – 1 dan namanya Firman. Aku lupa tahu namanya darimana karena sudah lama sekali… kami suka curi – curi pandang semenjak selesai ujian semester 2, dia kebetulan ikut classmeeting futsal, selalu saja pandangannya tidak pernah lama lepas untuk melirikku, dan akupun membalasnyaa.. yaa sejak saat itu aku menaruh hati padanya…

    Kami tidak ngobrol sedikitpun karena malu, takut diledekin, yaa jadi kami hanya bisa balas – balasan senyum saja… hingga kenaikan kelas XI, aku masuk kelas Ipa dan Firman di Ips. Kelas kami berjarak lumayan jauh, tetapi setiap aku hendak menuju kelas dari gerbang utama sekolah, aku pasti selalu melewati kelasnya. Dia menunggu di depan kelas dan menyambutku dengan senyuman, aku malu harus bagaimana, karena dia didepan kelas sering Bersama teman – temannya… Kalau dia sendiri baru aku berani senyum yaaangg lebbuuaarr haha tanpa merasakan beban hidup....
***
     Teman sekelas Firman yang bernama Asep menghubungiku melalui sms, aku lupa dia dapat nomorku darimana, Asep mendekatiku namun aku tidak suka padanya… salah satu alasan aku terus meladeni Asep karena aku ingin segera berkomunikasi dengan Firman, hanya saja aku tidak berani to the point  untuk menanyakan nomor Firman. Aku berdoa agar bisa smsan dengan Firman bagaimanapun caranya tanpa harus aku yang memulai, karena aku gengsi heheee,, perempuan yang jual mahal. Sampai beberapa bulan kemudian, akhirnya Firman menghubungiku juga via sms, dan dia mengambil nomorku dari Asep, saat itu aku senang seperti hendak diterbangkan ke angkasa.

    Aku dekat dengan Firman, tapi terkadang aku sebal karena dia pernah iseng mencubit pipiku, dan meremas tanganku ketika bercanda. Akupun menegurnya karena aku tidak suka saja dia seperti itu diliatin orang – orang juga, malu rasanya.
Teman – temanku kurang suka dengan perilaku Firman, kata mereka dia suka mengikutiku, mendekatiku secara berlebihan, namun tidak bisa dipungkiri aku masih suka padanya jadi aku bingung.
***
   Di kelas juga pernah ada seseorang yang menyatakan cintanya kepadaku dia adalah ketua osis namanya Fabian. Sungguh aku samasekali tidak pernah menyukai dia, ku tolak baik – baik, kemudian dia mengerti dan tidak pernah menghubungiku lagi. Kami tetap saling menegur dikelas layaknya tidak ada masalah apa – apa.

    Kemudian, ada seorang kaka kelas, tubuhnya kecil dan berkulit putih, dia suka senyum padaku, dia adalah senior juga di eskul paskibra, namun aku saat itu sudah keluar dari paskibra dan tidak pernah memperhatikan dia. Namanya ka Ali. Teman – temanku minta no hp ka Ali untukku, mereka jahil sekali, saat itu aku sedang sakit jadi tidak masuk sekolah. Benar saja, dia langsung menghubungiku dan kami jadi dekat. Ka Ali rutin sekali, setiap subuh menelponku untuk shalat subuh, yaa wajar sih dia juga kelihatan anak masjidnya hehee seperti marbot, namun lama - lama aku suka ngedumel sendiri, lagi ngantuk - ngantuknya kok nelpon terus sih ganggu saja. Akhirnya, handphone ku taruh di dalam lemari, biar kalau dia telpon gak kerasa getarnya.

     Disisi lain aku merasa tidak enak dengan Firman, walaupun dia bukan pacarku, tetapi bagaimana kalau dia tahu aku dekat dengan orang lain? Sedangkan aku belum siap Firman menjauhiku. Yasudahlah, toh niatku cuma ingin berteman saja, bukan mau belaga seperti playgirl karena memang aku tidak berpacaran dengan siapapun.

     Selain ka Ali, ternyata masih ada… huuhh banyak sekali, hahahaa… tapi dia adalah kaka kelas yang eskul pramuka namanya ka Heri. Pada saat siang hari setelah shalat dzuhur, kebetulan aku dan temanku Tiwi, bertemu dengannya, hanya sekedar menegur, Tiwi kenal dengan dia karena mereka satu eskul. Eeehhh malah ujung – ujungnya ka Heri minta nomorku…. Yaudah aku kasih untuk nambah teman…. Seperti biasa ka Heri suka memujiku, ya intinya suka…. Tapi aku tidak, ka Heri pernah jalan bareng menuju kelas denganku tapi aku biasa saja menanggapinya,, tapi entah aku tetap saja masih menyukai Firman…. 

     Saat itu, aku merasa cuma dia yang begitu mati – matian atau nekat untuk mengejarku dari kelas X dan aku rasa dia bukan laki – laki yang genit, karena setiap aku melihatnya dari jauh, tanpa dia sadari, dia begitu pendiam terhadap teman perempuannya, beda perlakuannya jika bersamaku. Hal ini juga aku tahu dari Tiwi, teman sekelasnya waktu kelas X.


0 comments:

Post a Comment

Hey! Somebody comment!

By :
Free Blog Templates