Jika pada waktu SMP, selesai ujian semester ada “pentas seni
dan classmeeting”, maka kalau di SMA hanya ada clasmeeting saja. Acaranya
terdiri dari beberapa lomba seperti tanding basket, futsal, dan volly. Aku
tidak pernah mengikuti acara lomba trsebut, hanya menjadi tim hore saja yang
berteriak tidak jelas bersama teman – temanku hehehe…..
Aku belum mengenalnya, dia terus menerus memperhatikan dan sering
melemparkan senyumnya kepadaku, akupun sempat penasaran dia itu siapa? Ternyata
setelah sekian lama, aku tahu bahwa dia adalah anak kelas X – 1 dan namanya
Firman. Aku lupa tahu namanya darimana karena sudah lama sekali… kami suka curi
– curi pandang semenjak selesai ujian semester 2, dia kebetulan ikut classmeeting futsal,
selalu saja pandangannya tidak pernah lama lepas untuk melirikku, dan akupun
membalasnyaa.. yaa sejak saat itu aku menaruh hati padanya…
Kami tidak ngobrol sedikitpun karena malu, takut diledekin,
yaa jadi kami hanya bisa balas – balasan senyum saja… hingga kenaikan kelas XI,
aku masuk kelas Ipa dan Firman di Ips. Kelas kami berjarak lumayan jauh, tetapi
setiap aku hendak menuju kelas dari gerbang utama sekolah, aku pasti selalu
melewati kelasnya. Dia menunggu di depan kelas dan menyambutku dengan senyuman,
aku malu harus bagaimana, karena dia didepan kelas sering Bersama teman –
temannya… Kalau dia sendiri baru aku berani senyum yaaangg lebbuuaarr haha
tanpa merasakan beban hidup....
***
Teman sekelas Firman yang bernama Asep menghubungiku
melalui sms, aku lupa dia dapat nomorku darimana, Asep mendekatiku namun aku
tidak suka padanya… salah satu alasan aku terus meladeni Asep karena aku ingin
segera berkomunikasi dengan Firman, hanya saja aku tidak berani to the
point untuk menanyakan nomor Firman. Aku berdoa agar bisa smsan
dengan Firman bagaimanapun caranya tanpa harus aku yang memulai, karena aku
gengsi heheee,, perempuan yang jual mahal. Sampai beberapa bulan kemudian,
akhirnya Firman menghubungiku juga via sms, dan dia mengambil nomorku dari
Asep, saat itu aku senang seperti hendak diterbangkan ke angkasa.
Aku dekat dengan Firman, tapi terkadang aku sebal karena dia
pernah iseng mencubit pipiku, dan meremas tanganku ketika bercanda. Akupun
menegurnya karena aku tidak suka saja dia seperti itu diliatin orang – orang
juga, malu rasanya.
Teman – temanku kurang suka dengan
perilaku Firman, kata mereka dia suka mengikutiku, mendekatiku secara
berlebihan, namun tidak bisa dipungkiri aku masih suka padanya jadi aku
bingung.
***
Di kelas juga pernah ada seseorang yang menyatakan cintanya
kepadaku dia adalah ketua osis namanya Fabian. Sungguh aku samasekali tidak
pernah menyukai dia, ku tolak baik – baik, kemudian dia mengerti dan tidak
pernah menghubungiku lagi. Kami tetap saling menegur dikelas layaknya tidak ada
masalah apa – apa.
Kemudian, ada seorang kaka
kelas, tubuhnya kecil dan berkulit putih, dia suka senyum padaku, dia adalah
senior juga di eskul paskibra, namun aku saat itu sudah keluar dari paskibra
dan tidak pernah memperhatikan dia. Namanya ka Ali. Teman – temanku minta no hp
ka Ali untukku, mereka jahil sekali, saat itu aku sedang sakit jadi tidak masuk
sekolah. Benar saja, dia
langsung menghubungiku dan kami jadi dekat. Ka Ali rutin sekali, setiap subuh menelponku untuk shalat subuh, yaa wajar sih dia juga kelihatan anak masjidnya hehee seperti marbot, namun lama - lama aku suka ngedumel sendiri, lagi ngantuk - ngantuknya kok nelpon terus sih ganggu saja. Akhirnya, handphone ku taruh di dalam lemari, biar kalau dia telpon gak kerasa getarnya.
Disisi lain aku merasa tidak enak
dengan Firman, walaupun dia bukan pacarku, tetapi bagaimana kalau dia tahu aku
dekat dengan orang lain? Sedangkan aku belum siap Firman menjauhiku. Yasudahlah,
toh niatku cuma ingin berteman saja, bukan mau belaga seperti playgirl karena
memang aku tidak berpacaran dengan siapapun.
Selain ka Ali,
ternyata masih ada… huuhh banyak sekali, hahahaa… tapi dia adalah kaka kelas
yang eskul pramuka namanya ka Heri. Pada saat siang hari setelah shalat dzuhur, kebetulan
aku dan temanku Tiwi, bertemu dengannya, hanya sekedar menegur, Tiwi kenal
dengan dia karena mereka satu eskul. Eeehhh malah ujung – ujungnya ka Heri
minta nomorku…. Yaudah aku kasih untuk nambah teman…. Seperti biasa ka Heri
suka memujiku, ya intinya suka…. Tapi aku tidak, ka Heri pernah jalan bareng
menuju kelas denganku tapi aku biasa saja menanggapinya,, tapi entah aku tetap
saja masih menyukai Firman….
Saat itu, aku merasa
cuma dia yang begitu mati – matian atau nekat untuk mengejarku dari kelas X dan
aku rasa dia bukan laki – laki yang genit, karena setiap aku melihatnya dari
jauh, tanpa dia sadari, dia begitu pendiam terhadap teman perempuannya, beda
perlakuannya jika bersamaku. Hal ini juga aku tahu dari Tiwi, teman sekelasnya waktu kelas X.
0 comments:
Post a Comment
Hey! Somebody comment!