Selama bertugas
memantau pasien, aku mengalami kegagalan sebanyak tiga kali. Pertama, pasien
usus buntu gagal dipantau karena pindah ruangan, kedua pasien anemia gagal
karena pulang, ketiga pasien tumor usus besar gagal karena penyakitnya terlalu
berat dan disuruh oleh AG untuk mencari pasien lain. Rasanya aku mau pulang ke
rumah saja ingin menyudahi ini karena lelah sekali sudah dua hari mau selesai,
pasien malah pulang atau meninggal.
Aku berharap
pasien keempatku ini bisa selesai sampai tuntas. Penyakitnya yaitu Stroke
Hemoragic Intracerebral Hematoma atau disebut stroke (pecahnya pembuluh
darah diotak) dengan komplikasi DM dan Hipertensi. Jadi, aku memberikannya diet
DM nomor sekian dan diet rendah garam serta menyesuaikan Tekanan Darah (TD)
pasien termasuk kedalam kategori derajat sekian. Alhamdulillah tiga hari
berturut-turut bisa selesai sampai tuntas.
Masih ada
perjuangan berikutnya. Setelah selesai pemantauan, aku masih harus konsultasi
kepada AG dan ini cukup menguras tenaga dan otak. Aku bolak-balik karena
disuruh ganti dietnya, otomatis aku juga harus mengganti angka-angkanya yang
membuat laporanku berubah semua sampai halaman terakhir. Namun aku tidak
menyerah, kuturuti semua perintah AG. Sampai dimarahi pun aku rela. Justru, aku
merasa bersyukur beliau selalu memberi tahu kesalahanku.
Akhirnya, setelah
sekian lama laporanku selalu direvisi oleh AG, sampai beliau bilang “Saya bosan
melihat kamu lagi, kenapa sih laporannya salah terus? Kamu orangnya kurang
teliti, coba perbaiki lagi, saya tidak mau laporannya seperti ini”. Meskipun
sejuta kritikan pedas selalu terlontar dari AG, aku tidak pernah memasukkannya
kedalam hati. Pada saat presentasi, sepuluh orang AG konsentrasi
memperhatikanku, tetapi hanya satu orang yang bertanya. Pertanyaannya tidak
susah dan banyak mengandung saran jadi aku dengan percaya diri menjawabnya.
Nilai yang kudapat juga sangat memuaskan.
***
Last sekuel = "Semua yang kutanam telah kutuai"
0 comments:
Post a Comment
Hey! Somebody comment!