Pada tahun 2015,
aku menempuh ujian semester tiga dan kali ini nilai IP-ku turun yaitu menjadi
3,00, mungkin karena kurang giat belajar, padahal aku sudah tahu semester ini pasti
lebih berat lagi. Seperti itulah kenyataan yang harus kuterima, jadi aku harus
semangat untuk memperbaiki IP-ku yang turun. Seperti biasa setelah ujian, aku
menikmati liburan di kota tinggalku di Karawang. Walaupun liburnya hanya
sebulan, tidak seperti libur saat pergantian semester genap ke ganjil yang
mencapai tiga bulan, aku sangat menikmatinya. Terlebih teman-temanku disana
sudah menunggu kepulanganku.
***
Liburan tidak
terasa telah usai, saatnya aku kembali kedalam rutinitasku yaitu kuliah dan
siap menghadapi mata kuliah yang lebih sulit lagi serta banyak praktiknya yaitu
semester empat. Pada semester ini, aku sering mengalami masalah yang menurutku
lumayan membuatku stress dan naik darah. Masalah kuliah, teman dan lain-lain. Aku
belum cukup dewasa menghadapi permasalahan sehingga sering melampiaskan
kemarahanku terhadap orang lain. Hidupku jauh dari keluarga, aku bingung harus
bercerita dengan siapa di rumah saudaraku yang terletak di Jakarta Barat. Perasaan
canggung, tidak enak, serba salah, takut ini itu selalu menyelimutiku setiap
saat. Aku ingin sekali cepat lulus kuliah agar bisa kembali ke rumahku yang
sesungguhnya dan mencari pekerjaan disana.
***
Aku bekerja sama
dalam suatu kelompok, ternyata menyatukan banyak pemikiran menjadi satu
persepsi itu bukan suatu perkara yang mudah. Aku mengalami tekanan batin yang luar
biasa karena dalam satu tim, ada teman yang kerjanya tidak maksimal atau kurang
memuaskan, jadi terpaksa harus kuperhatikan lagi tugasnya karena semua anggota
wajib mengoreksi ulang demi nilai yang memuaskan.
Sekian lama
menjalani semester ini, ujian pun siap untuk ditempuh. Aku belajar giat,
berusaha untuk memperbaiki IP-ku yang sempat turun, tetapi ternyata harapanku
tidak sesuai dengan kenyataan. Ada dua mata kuliah yang nilainya C dan itu
membuatku sangat terpukul karena menjatuhkan IP-ku dari 3,00 menjadi 2,96.
Hatiku hancur saat itu, aku merasa sudah belajar tapi hasilnya tidak sesuai,
dan tentunya butuh waktu lama untuk berlapang dada. Namun, IP dibawah 3,00
tidak menurunkan semangat belajarku, aku berpikir Allah tidak akan memberikan
ujian diluar batas kemampuan umatnya. Itu artinya aku bisa melewati ini semua. Dibalik
IP-ku yang turun, pasti ada rencana Allah yang lebih indah.
***
Lanjutan = "Menerima, Introspeksi, Memperbaiki"
Lanjutan = "Menerima, Introspeksi, Memperbaiki"
0 comments:
Post a Comment
Hey! Somebody comment!