Gumoh/muntah pada bayi atau bahasa
medisnya itu Gastroesophageal Reflux (GER) memang bukanlah
suatu hal yang aneh lagi bagi para ibu. Namun, jika dibiarkan saja, tentu dapat
menyebabkan penyakit yang serius lhoo.
Gumoh/muntah ini sebenarnya terjadi karena isi
lambung bayi (ASI atau susu yang telah diminum) mengalir ke esophagus (kerongkongan)
bisa dengan muntah atau tidak. Pada bayi sehat, gumoh hanya berlangsung selama
<3 menit dan terjadi setelah makan. Bisa sedikit atau tiba-tiba.
Nahh, tapi pada kondisi penyakit atau Gastroesophageal
Reflux Disease (GERD), ada beberapa gejala yang bisa dilihat yaitu :
- Muntah berwarna kuning/hijau bahkan bisa ada darah.
- Berat badan susah naik
- Susah makan
- Ada masalah pernapasan/batuk kronik (terjadi dalam waktu menahun)
Sedangkan, pada anak-anak atau remaja akan merasakan heartburn (rasa
panas di dada, dan bisa sampai kerongkongan). Gejalanya juga sama tuh seperti
bayi, tambahannya yaitu: sering merasakan ada makanan/cairan di belakang mulut,
sering sakit perut/dada serta sakit ketika menelan dan batuk. Ilmu tambahan nih
hehee..
Don’t worry. GERD ini bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup,
obat dan tindakan bedah (wah ini sih kalau udah parah ya).
Tapi… lebih baik lagi kalau kita mencegah .. karena mencegah lebih
baik daripada mengobati betul?
Nah cara mencegahnya gimana?
1. Menghindari pemberian makan berlebihan. Sebaiknya makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering. Atau bila perlu mengentalkan tepung beras/maizena dicampur susu formula (untuk bayi >6 bulan).
2. Jangan langsung memberi makan setelah muntah. Tunggu beberapa saat.
3. Bayi harus dalam posisi tegak setelah makan dan minum selama 30 menit.
4. Jangan memberi minum dengan botol saat bayi sedang tiduran.
5. Menghindari pakai celana/popok terlalu ketat.
6. Posisi kepala bayi ditinggikan dengan cara menaruh bantal yang agak tinggi.
1. Menghindari pemberian makan berlebihan. Sebaiknya makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering. Atau bila perlu mengentalkan tepung beras/maizena dicampur susu formula (untuk bayi >6 bulan).
2. Jangan langsung memberi makan setelah muntah. Tunggu beberapa saat.
3. Bayi harus dalam posisi tegak setelah makan dan minum selama 30 menit.
4. Jangan memberi minum dengan botol saat bayi sedang tiduran.
5. Menghindari pakai celana/popok terlalu ketat.
6. Posisi kepala bayi ditinggikan dengan cara menaruh bantal yang agak tinggi.
Terus, kenapa sih GERD bisa terjadi? Apa penyebab awalnya?
www.google.com
GERD itu terjadi karena adanya gangguan katup sphincter bagian
bawah kerongkongan. Katup tersebut sedang lemah sehingga cairan dari lambung
bisa merembes naik lagi ke kerongkongan.
Jadi, akibatnya cairan yang naik tadi bisa menyebabkan rasa
panas/terbakar di dada dan kerongkongan, karena sifat asam dalam cairan dari
lambung itu yang bersifat korosif (merusak).
Jika asam lambung terus-menerus naik, maka kerongkongan bisa
iritasi/luka dan bahkan berdarah.
Faktor risiko penyebab GERD yaitu :
1. Obesitas = Timbunan lemak di perut bisa menekan lambung sehingga cairan lambung bisa naik ke atas.
2. Hernia hiatal = Pada keadaan ini, letak katup sphincter dengan diafragma ada di level yang berbeda sehingga cairan lambung mudah naik ke atas. Sedangkan, pada kondisi normal berada di level yang sama, yaitu bisa mencegah cairan lambung naik ke atas.
1. Obesitas = Timbunan lemak di perut bisa menekan lambung sehingga cairan lambung bisa naik ke atas.
2. Hernia hiatal = Pada keadaan ini, letak katup sphincter dengan diafragma ada di level yang berbeda sehingga cairan lambung mudah naik ke atas. Sedangkan, pada kondisi normal berada di level yang sama, yaitu bisa mencegah cairan lambung naik ke atas.
Nah yang terakhir ada tata laksana diet buat GERD pada bayi nih.
1. Bayi gak perlu diet (pada bayi
yang masih ASI), cukup menghindari minum yang berlebihan. Terus, tetap
diperhatikan yaa jangka waktu antara setelah minum ASI dan tidur si bayi 😉
2.Untuk bayi yang sudah minum
susu formula, coba tambahkan tepung beras/maizena 1 sdt (senilai 20 kkal) per
30 ml susu formula.
Selagi bisa diatasi dirumah gak ada salahnya dicoba dulu, nanti
jika bayi belum membaik juga atau bahkan naudzubillah yaa malah semakin
memburuk keadaannya bisa langsung dikonsultasi ke dokter untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
Semoga bermanfaat 😊
Sumber:
- - AsDI, IDAI, PERSAGI.
(2015). Penuntun Diet Anak. (edisi ke-3.). Fakultas
KedokteranUniversitas Indonesia.
- - www.mediskus.com
0 comments:
Post a Comment
Hey! Somebody comment!