Pertama kali ku kenal dia sejak
kelas 2 SMA. Siapa yang tidak kesal melihat tingkah lakunya yang begitu “overacting”,
pecicilan dan terkesan judes.
Dia tidak lebih tinggi dari
aku, berperawakan mungil dan lincah sekali. Namun tidak disangka awal dari
pertemanan kami adalah hal yang baik.
Dela Pratiwi. Nama depannya
seperti nama panggilku sedari kecil. Aku panggil dia Dela.
Bernostalgia? Boleh bukan? karena masa-masa
SMA adalah masa yang paling indah. Konflik dengan teman merupakan suatu hal
yang lumrah. Kalo gak ada konflik gak seru. Hahaaaa :D
Seperti aku dengan dia.
Terlibat konflik gara-gara 1 teman laki-laki yang sebenarnya adalah gebetan
Dela. Si miss rempong marah karena aku terkesan lebih dekat dengan Surya
dibandingkan dengan dirinya.
Perselisihan itu dimulai dari
terbentuknya tim drama Bahasa Indonesia yang terdiri dari 7 orang.
Saat itu hubungan pertemanan
kami renggang karena kesalahpahaman. Padahal aku samasekali gak suka sama
Surya.
Wajar Dela marah. Bagaimana mungkin
seseorang rela pujaan hatinya disukai juga sama temannya sendiri? Padahal itu
hanya ada dalam persepsi dia saja.
***
Saat itu Stefi jadi penengah
perselisihan kami berdua. Berusaha mendamaikan dan memberi nasehat yang baik.
Vinda juga. Mereka berdua netral pada kami. Tidak pernah menjelek-jelekkan.
***
Bukan Dela namanya kalau gak
cerewet.
Bukan Dela namanya kalau gak
lebay.
Bukan Dela namanya kalau gak
baperan.
Bukan Dela namanya kalau gak
berani.
Bukan Dela namanya kalau gak
royal sama teman.
Bukan Dela namanya kalau tidak
bisa mendengarkan keluh kesah sahabatnya dengan khidmat.
Cewek yang pemberani. Berani
terus terang jika aku salah. Berani membelaku mati-matian saat disakiti orang
lain. Rela menanggung malu demi memarahi orang yang telah menyakitiku. Tidak
peduli apapun perkataan orang. Bersedia dengerin aku curhat sampai dini hari.
***
Singkat cerita Dela pernah
memarahi temanku karena sudah bersekongkol menjadikanku sebagai taruhan apabila
salah satu dari teman-temannya berhasil dekat denganku dan juga mengajak jalan.
Tapi sialnya aku menolak mereka semua. Tapi Dela tetap kesel karena emosi gak
terima aku dijadikan taruhan.
Saat orang lain menghakimi dia
lebay, ataupun yang jelek-jelek. Aku gak peduli.
The real best friend is orang
yang gak akan pernah ninggalin ketika sahabatnya dijauhin orang lain dan gak
pernah nusuk dari belakang.
Tanya sebabnya apa. Dengarkan
keluh kesahnya. Kalaupun semua salah dia. Kita wajib kasih masukan dan saran.
Jangan dijudges apalagi ditinggalkan.
***
Cerita lagi.
Kau tahu? Aku bahkan tidak
pernah merayakan surprise ulang tahun atau hias-hias kamar dengan sahabat-sahabatku.
Cukup diucapkan selamat dan doa itu sudah membuatku senang karena mereka ingat.
Persahabatan tidak diukur dari
seberapa sering bertemu, intensitas mengobrol dan materi.
***
Maaf kalau tulisanku
kepanjangan yaa heheee… tetaplah jadi diri sendiri… gak usah pedulikan
perkataan orang lain yang membuatmu minder…
Sahabat kamu lebih tahu siapa
dirimu. Mereka hanya lihat dari cover tanpa tahu isinya.
0 comments:
Post a Comment
Hey! Somebody comment!