Sunday 13 May 2018

The Crazy Buddy


Pertama kali ku kenal dia sejak kelas 2 SMA. Siapa yang tidak kesal melihat tingkah lakunya yang begitu “overacting”, pecicilan dan terkesan judes.
Dia tidak lebih tinggi dari aku, berperawakan mungil dan lincah sekali. Namun tidak disangka awal dari pertemanan kami adalah hal yang baik.

Dela Pratiwi. Nama depannya seperti nama panggilku sedari kecil. Aku panggil dia Dela.
 Bernostalgia? Boleh bukan? karena masa-masa SMA adalah masa yang paling indah. Konflik dengan teman merupakan suatu hal yang lumrah. Kalo gak ada konflik gak seru. Hahaaaa :D
Seperti aku dengan dia. Terlibat konflik gara-gara 1 teman laki-laki yang sebenarnya adalah gebetan Dela. Si miss rempong marah karena aku terkesan lebih dekat dengan Surya dibandingkan dengan dirinya.

Perselisihan itu dimulai dari terbentuknya tim drama Bahasa Indonesia yang terdiri dari 7 orang.
Saat itu hubungan pertemanan kami renggang karena kesalahpahaman. Padahal aku samasekali gak suka sama Surya.
Wajar Dela marah. Bagaimana mungkin seseorang rela pujaan hatinya disukai juga sama temannya sendiri? Padahal itu hanya ada dalam persepsi dia saja.
***
Saat itu Stefi jadi penengah perselisihan kami berdua. Berusaha mendamaikan dan memberi nasehat yang baik. Vinda juga. Mereka berdua netral pada kami. Tidak pernah menjelek-jelekkan.
***
Bukan Dela namanya kalau gak cerewet.
Bukan Dela namanya kalau gak lebay.
Bukan Dela namanya kalau gak baperan.
Bukan Dela namanya kalau gak berani.
Bukan Dela namanya kalau gak royal sama teman.

Bukan Dela namanya kalau tidak bisa mendengarkan keluh kesah sahabatnya dengan khidmat.
Cewek yang pemberani. Berani terus terang jika aku salah. Berani membelaku mati-matian saat disakiti orang lain. Rela menanggung malu demi memarahi orang yang telah menyakitiku. Tidak peduli apapun perkataan orang. Bersedia dengerin aku curhat sampai dini hari.
***
Singkat cerita Dela pernah memarahi temanku karena sudah bersekongkol menjadikanku sebagai taruhan apabila salah satu dari teman-temannya berhasil dekat denganku dan juga mengajak jalan. Tapi sialnya aku menolak mereka semua. Tapi Dela tetap kesel karena emosi gak terima aku dijadikan taruhan.

Saat orang lain menghakimi dia lebay, ataupun yang jelek-jelek. Aku gak peduli.
The real best friend is orang yang gak akan pernah ninggalin ketika sahabatnya dijauhin orang lain dan gak pernah nusuk dari belakang.
Tanya sebabnya apa. Dengarkan keluh kesahnya. Kalaupun semua salah dia. Kita wajib kasih masukan dan saran. Jangan dijudges apalagi ditinggalkan.
***
Cerita lagi.
Kau tahu? Aku bahkan tidak pernah merayakan surprise ulang tahun atau hias-hias kamar dengan sahabat-sahabatku. Cukup diucapkan selamat dan doa itu sudah membuatku senang karena mereka ingat.
Persahabatan tidak diukur dari seberapa sering bertemu, intensitas mengobrol dan materi.
***
Maaf kalau tulisanku kepanjangan yaa heheee… tetaplah jadi diri sendiri… gak usah pedulikan perkataan orang lain yang membuatmu minder…
Sahabat kamu lebih tahu siapa dirimu. Mereka hanya lihat dari cover tanpa tahu isinya.


0 comments:

Post a Comment

Hey! Somebody comment!

By :
Free Blog Templates