Dear pembaca setia blog Adelina,
maaf untuk kekosongan dibulan April kemarin. Si penulis sibuk sekali
menjalankan tugas negara yang bisa terbilang luar biasa lelahnya mulai dari
tanggal 2 April hingga 8 Mei. Tapi sungguh, lelah itu tidak akan pernah
sia-sia. Aku suka bekerja. Sekalipun kerjaanku kemarin lumayan berisiko bagi
seorang perempuan. Mengenai pekerjaanku, akan kuceritakan nanti setelah cerita
ini.
***
Pengumuman itu tidak
membuatku galau samasekali. Entah. Tapi, aku berpikir mengapa aku bisa kalah
dari mereka? Dari lulusan D3. Ya, aku tidak lulus tes di salah satu RS Tegal,
Jawa Tengah. Bagaimana mungkin semua lulusan S1 gizi tersingkir oleh lulusan
D3? Bukan hanya aku saja, tapi temanku yang tinggal di Tegal juga bernasib
sama.
Mungkin, dari segi
kemampuan/skill jelas mereka lebih unggul. Selama kuliah umumnya lulusan D3
lebih banyak praktikum dibandingkan S1, mungkin itulah salah satu pertimbangan
pihak RS. Ingin mempunyai karyawan yang skillnya bagus tetapi gajinya juga bisa
lebih rendah. Karena jenjang pendidikan juga sangat menyesuaikan gaji.
***
Aku tidak pernah mau putus
asa. Selalu kulakukan upaya untuk mencari pekerjaan lain. Apapun. Bahkan tidak
sesuai dengan pendidikanku juga tidak apa-apa. Aku sudah malu sekali kalau
harus terus meminta uang pada orang tuaku, karena tidak ada pemasukan setiap
bulan. Akhirnya aku mencoba ikut seleksi untuk menjadi Enumerator Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018.
Apa itu enumerator? Yaitu orang yang membantu kegiatan survey di lapangan seperti wawancara dan pengumpulan data-data lain untuk kepentingan penelitian.
Apa itu enumerator? Yaitu orang yang membantu kegiatan survey di lapangan seperti wawancara dan pengumpulan data-data lain untuk kepentingan penelitian.
Riskesdas ini adalah
sebuah penelitian kesehatan yang diadakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dibawah naungan Kementrian Kesehatan (Kemenkes).
Kegiatan ini hanya dilakukan 5 tahun sekali. Jadi sangat beruntunglah aku
apabila bisa gabung dalam penelitian ini.
Persyaratan yang harus
dipenuhi adalah minimal D3/S1 semua lulusan kesehatan. Aku tidak ragu untuk
mendaftar. Alhamdulillah pertengahan Februari melamar, seminggu kemudian aku dipanggil
untuk test di Dinas Kesehatan Karawang yang lokasinya tidak jauh dari rumahku. Saat
itu aku hanya bisa berdoa agar dikasih kesempatan untuk mengikuti kegiatan itu.
***
Tidak lama setelah tes, 3
hari kemudian aku dipanggil tes di salah satu RS Karawang, Alhamdulillah. Semoga
bisa menjadi awal yang baik.
Kau tahu mimpiku? Yaitu
bisa mengamalkan ilmuku di RS, bertemu dengan pasien, mengatur makanan, menghitung kebutuhan zat gizi, walaupun
“katanya” gaji tenaga kesehatan di RS itu kecil tapi aku masih tetap ingin
sekali bisa bekerja menjadi Ahli Gizi di RS.
Seketika saat itu, aku
mengalihkan doaku dari menjadi enumerator ke ahli gizi. Apabila aku diterima
jadi ahli gizi di RS dan menjadi enumerator, aku akan lebih memilih jadi ahli
gizi di RS. Meskipun gaji enumerator jauh lebih besar dibandingkan dengan ahli
gizi di RS.
***
Allah berkehendak. Kun
Fayakun. Sudah 3 minggu aku sangat menantikan kabar dari RS ternyata kabar baik
itu tak kunjung datang. Sepertinya, lagi-lagi aku kalah dengan lulusan D4 gizi.
Pada saat itu aku test hanya berdua. Aku hanya bisa menyimpan mimpiku
dalam-dalam sebelum nanti jadi kenyataan.
Namun, Allah sediakan gantinya.
Aku terpilih menjadi Enumerator Riskesdas 2018 dan kemudian wajib mengikuti
pelatihan selama 9 hari di Bandung. Syukur Alhamdulillah. Aku senang, akhirnya
bisa memulai suatu pengalaman baru.
2 comments:
semoga penulis semakin sukses dunia akhirat aamiin
Aamiin Ya Allah. Semoga para readers juga yaa ;)
Post a Comment
Hey! Somebody comment!