Friday 11 May 2018

Mimpi yang Tertunda


Dear pembaca setia blog Adelina, maaf untuk kekosongan dibulan April kemarin. Si penulis sibuk sekali menjalankan tugas negara yang bisa terbilang luar biasa lelahnya mulai dari tanggal 2 April hingga 8 Mei. Tapi sungguh, lelah itu tidak akan pernah sia-sia. Aku suka bekerja. Sekalipun kerjaanku kemarin lumayan berisiko bagi seorang perempuan. Mengenai pekerjaanku, akan kuceritakan nanti setelah cerita ini.
***
Pengumuman itu tidak membuatku galau samasekali. Entah. Tapi, aku berpikir mengapa aku bisa kalah dari mereka? Dari lulusan D3. Ya, aku tidak lulus tes di salah satu RS Tegal, Jawa Tengah. Bagaimana mungkin semua lulusan S1 gizi tersingkir oleh lulusan D3? Bukan hanya aku saja, tapi temanku yang tinggal di Tegal juga bernasib sama.

Mungkin, dari segi kemampuan/skill jelas mereka lebih unggul. Selama kuliah umumnya lulusan D3 lebih banyak praktikum dibandingkan S1, mungkin itulah salah satu pertimbangan pihak RS. Ingin mempunyai karyawan yang skillnya bagus tetapi gajinya juga bisa lebih rendah. Karena jenjang pendidikan juga sangat menyesuaikan gaji.
***
Aku tidak pernah mau putus asa. Selalu kulakukan upaya untuk mencari pekerjaan lain. Apapun. Bahkan tidak sesuai dengan pendidikanku juga tidak apa-apa. Aku sudah malu sekali kalau harus terus meminta uang pada orang tuaku, karena tidak ada pemasukan setiap bulan. Akhirnya aku mencoba ikut seleksi untuk menjadi Enumerator Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. 

Apa itu enumerator? Yaitu orang yang membantu kegiatan survey di lapangan seperti wawancara dan pengumpulan data-data lain untuk kepentingan penelitian.
Riskesdas ini adalah sebuah penelitian kesehatan yang diadakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dibawah naungan Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Kegiatan ini hanya dilakukan 5 tahun sekali. Jadi sangat beruntunglah aku apabila bisa gabung dalam penelitian ini.

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah minimal D3/S1 semua lulusan kesehatan. Aku tidak ragu untuk mendaftar. Alhamdulillah pertengahan Februari melamar, seminggu kemudian aku dipanggil untuk test di Dinas Kesehatan Karawang yang lokasinya tidak jauh dari rumahku. Saat itu aku hanya bisa berdoa agar dikasih kesempatan untuk mengikuti kegiatan itu.

***
Tidak lama setelah tes, 3 hari kemudian aku dipanggil tes di salah satu RS Karawang, Alhamdulillah. Semoga bisa menjadi awal yang baik.
Kau tahu mimpiku? Yaitu bisa mengamalkan ilmuku di RS, bertemu dengan pasien, mengatur  makanan, menghitung kebutuhan zat gizi, walaupun “katanya” gaji tenaga kesehatan di RS itu kecil tapi aku masih tetap ingin sekali bisa bekerja menjadi Ahli Gizi di RS.

Seketika saat itu, aku mengalihkan doaku dari menjadi enumerator ke ahli gizi. Apabila aku diterima jadi ahli gizi di RS dan menjadi enumerator, aku akan lebih memilih jadi ahli gizi di RS. Meskipun gaji enumerator jauh lebih besar dibandingkan dengan ahli gizi di RS.
***
Allah berkehendak. Kun Fayakun. Sudah 3 minggu aku sangat menantikan kabar dari RS ternyata kabar baik itu tak kunjung datang. Sepertinya, lagi-lagi aku kalah dengan lulusan D4 gizi. Pada saat itu aku test hanya berdua. Aku hanya bisa menyimpan mimpiku dalam-dalam sebelum nanti jadi kenyataan.
Namun, Allah sediakan gantinya. Aku terpilih menjadi Enumerator Riskesdas 2018 dan kemudian wajib mengikuti pelatihan selama 9 hari di Bandung. Syukur Alhamdulillah. Aku senang, akhirnya bisa memulai suatu pengalaman baru.

2 comments:

Unknown said...

semoga penulis semakin sukses dunia akhirat aamiin

My Literation Journey said...

Aamiin Ya Allah. Semoga para readers juga yaa ;)

Post a Comment

Hey! Somebody comment!

By :
Free Blog Templates